Jumat, Oktober 27, 2017

#SunLifeEduFair2017 Puter-puter Melihat Sekolah yang Cocok untuk Merencanakan Pendidikan yang #LebihBaik Bagi Buah Hati

"Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan serta memperhalus perasaan."

"Bila kaum muda yang telah belajar di sekolah dan menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita yang sederhana, maka lebih baik pendidikan itu tidak diberikan sama sekali."

                                                                                                        ~ Tan Malaka

Sekian abad lalu, Tan Malaka berpikir jauh tentang pendidikan. Tokoh yang lahir di Negeri Minang, 2 Juni 1897 yang dikenal sebagai "pemikir kiri" ini mengedepankan pendidikan lebih dari sekadar aspek transfer ilmu pengetahuan, skills atau teknologi saja. Tapi juga mengembangkan karakter menjadi lebih baik, secara mental, kepribadian dan keteguhan sikap. Lebih dari sekadar angka-angka membanggakan di raport.


Sejalan dengan spirit kita umat muslim pun, Rasulullah pernah menjelaskan manusia yang paling baik adalah mereka yang bermanfaat bagi sesama manusia. Dan tidak ada dikotomi ilmu agama vs ilmu dunia dalam Islam. Ilmu ya ilmu... Setiap ilmu berorientasi akhirat dan menjadi ladang kebermanfaatan ketika di dunia. Pemahaman ini yang membuat peradaban Islam pernah menjulang beberapa abad dan menjadi kiblat. Saintis yang juga ulama menjamur. Mereka astronom, penjelajah lautan, dokter, ahli kimia... sekaligus ulama yang tawadhu'.

Tapi sayang, pendidikan sekarang menjadi investasi yang sedemikian mahal di negara yang kaya ini. Tidak bisa disalahkan juga, semakin berkembangnya dunia membuat semua serba komersil. Bahkan pendidikan yang awalnya bernaung di bawah kendali negara atau yayasan (kalo swasta) sekarang mulai bergeser. Terutama untuk sekolah swasta, jadi yayasan jadi seperti perusahaan yang you know lah... Berorientasi profit bagi pemiliknya. Mudah-mudahan anggapan ini salah, he-he-he...

Yang pasti, sekolah-sekolah swasta berkualitas tak bisa dinikmati oleh masyarakat dengan gratis. Punya sistem pengajaran yang bagus, kendali mutu yang diawasi, inovasi cara belajar sampai fasilitas pendidikan yang lengkap. Butuh belasan sampai puluhan juta untuk masuk sekolah. Padahal, beberapa tahun lalu uang segitu cukup untuk masuk ke bangku kuliah dengan jurusan favorit.

Tahun ini, saya pun dipusingkan dengan urusan sekolah Kekey. Sudah waktunya dia masuk ke SD dan kami mulai mencari sekolah yang cocok. Sambil mencocokkan dengan kantong tentunya. Kebetulan sekali, teman mengajak untuk mengunjungi #SunLifeEduFair2017 #LebihBaik yang diselenggarakan beberapa sekolah swasta ternama dengan Sun Life Indonesia, perusahaan asuransi asal Kanada di Kota Kasablanka kemarin, Sabtu-Minggu (21-22 Oktober 2017). Pucuk dicinta ulam tiba. Sabtu saya berangkat dengan Kekey, karena Mama-nya mesti mengisi workshop di Jakarta Selatan, jadi tidak bisa ikut bersama. Ada beberapa talkshow yang disampaikan sekolah-sekolah dan juga pengalaman Mona Ratuliu saat menyiapkan pendidikan anaknya yang lumayan bermanfaat. Artis yang bisa dibilang lumayan kenceng duitnya pun, masih mikirian asuransi pendidikan anak ternyata, he-he-he...




Sebenarnya kami sudah punya rencana, Kekey akan masuk ke sekolah mana. Namun ada sekolah yang sempat ditaksir juga yang ikut pameran ini. Konsepnya outdoor fun learning. Sekolah Alam. Sayangnya, cuma ada satu sekolah alam di #SunLifeEduFair2017 #LebihBaik yang kami kunjungi. Sekolah Alam Cikeas yang berada di Cibubur, Bogor. Jauhh... dan begitu nanya-nanya sepertinya nggak mungkin. Muaahal. Asuransi Kekey sepertinya juga tidak bisa meng-cover biaya masuk ke sana yang mencapai angka nyaris 30 juta. Sekolah lain yang ikut di event ini antara lain Lab School Cibubur, SD Tarakanita, Home Schooling Kak Seto, Bina Nusantara, High Scope, Global Sevilla, Nusantara dan lainnya.

Memang ada harga, ada kualitas. Rata-rata setiap sekolah punya keunggulan masing-masing. Jadi sepertinya mutlak, jika ingin masuk ke sekolah ini, jika bukan konglomerat atau karyawan dengan gaji di atas rata-rata, asuransi menjadi salah satu jalan yang patut dipikirkan. Bayangkan saja, untuk Lab School Cibubur, biaya masuknya 26 juta belum ditambah dengan biaya-biaya lain dengan SPP sekitar 1,2 juta perbulan. SD Global Sevilla yang berkonsep internasional dengan bahasa Inggris sebagai pengantar bahkan lebih mahal lagi. Yang paling murah sempat saya tanya kemarin adalah SD Tarakanita, SPP per bulannya 900 ribu dan uang masuk 16 juta. Mabok, nggak? Itu satu anak. Bagaimana jika dua anak, tiga anak?


Untuk pasangan muda dan mereka yang punya anak hendak memasuki sekolah, #SunLifeEduFair2017 #LebihBaik ini bisa menjadi gambaran betapa pendidikan terbaik yang menjadi kewajiban kita orangtua untuk memberikan kepada anak harus dipikirkan matang-matang. Sesuaikan dengan minat dan karakter anak sehingga mereka nyaman bersekolah dan tidak malas-malasan. Iya kali, udah bayar mahal malah sekolahnya males karena nggak betah :-(

Di #SunLifeEduFair2017 #LebihBaik, Kekey senang dan betah. Karena ikut cooking class dari Koki Kecilku untuk menghias cupcake dan menonton lomba seni tiap sekolah dengan antusias. Sampai ngejongkrok di depan meja juri di depan panggung nonton kakak-kakak adu talenta bernyanyi, story telling, taekwondo, nari, dan sebagainya.


Nah, untuk pilihan sekolahnya. Ehm, semoga nanti tembus di SD Nature Islam Ummu Habibah Tangerang. Insya Allah, akan sekolah di sini dengan memperdalam tahfidz Qur'an. Kalo nggak, ehm... gerilya cari yang di dekat Depok saja.