Judul : Middle School (The Worst Years of My Life)
Penulis : James Patterson & Chris Tebbets
Penerjemah : Gusti Nyoman Ayu Sukerti
Penyunting : Nuraini Mastura
Penerbit : Noura Books
Cetakan : I, November 2013
Tebal : 330 hlm
ISBN : 978-602-7816-14-5
Masa-masa di sekolah penuh dengan peristiwa-peristiwa
ajaib bagi tiap orang. Lengkap dengan
bumbu-bumbu kenakalan khas Anak Baru Gede (ABG). Lantas, apakah kenakalan kita menyamai
masalah demi masalah yang dibuat Rafe Khatchadorian di buku Middle
School (The Worst Years of My Life)?
Inilah
buku yang menggelitik tentang sosok anak yang terobsesi menjadi trouble maker di sekolah setingkat SMP,
yaitu Hills Village Middle
School (HVMS) di Amerika. Bercerita misi Rafe untuk melanggar 16 bagian
peraturan di sekolah yang baginya memenjarakan siswa. Ia tidak suka menjadi
siswa normal yang patuh. Pelanggaran pertama yang dilakukannya membunyikan alarm pemadam kebakaran sampai seisi
sekolah panik (hal. 37). Ulah pertama Rafe ini justru dilakukan di hari pertama
saat peraturan HVMS sedang dibacakan di aula oleh Mrs. Stricker. Rafe tak sendiri, ada Leonardo, si tukang gambar
sahabatnya yang terus menyalakan nyali Rafe supaya melanggar peraturan. Leo juga
membuat gambar pelanggaran siswa di buku peraturan miliknya yang memancing
inspirasi Rafe membuat ulah.
Rafe
kemudian membuat misi yang harus tuntas selama di HVMS dengan akronim namanya.
Rules Arent For Everyone (RAFE) atau Peraturan Bukan Untuk Semua orang (hal.
54). Tujuannya, tentu saja untuk membuktikan bahwa normal itu membosankan. Di
sinilah penulis berhasil membuat kelucuan-kelucuan ala Rafe untuk pembaca.
Tidak sekadar narasi, lembaran-lembarannya juga dihiasi dengan ilustrasi yang
sangat komikal. Membacanya membuat pembaca tak bosan karena penasaran kenakalan
apa lagi yang menjadi misi Rafe. Apakah pelanggaran itu tak berujung hukuman?
Sayangnya tidak, Rafe kerap mendapat hukuman, padahal targetnya menjadikan
pelanggaran sebagai sahabat terbaik tanpa dihukum.
Diceritakan
pula tokoh Miller, siswa bermasalah yang tak suka dengan Rafe. Miller sejak
awal sudah menetapkan Rafe sebagai target. Sadar dengan hal itu, niat Rafe
untuk berbaur dengan Miller tak dilanjutkannya. Di HVSM Rafe merasa semakin
terpenjara. Para guru dengan senang hati memberi hukuman setiap pelanggaran dan
memanggil orangtuanya.
Di
rumah, Rafe tinggal bersama Mom, Georgia, dan Carl (ayah tirinya). Ia kesal
dengan Carl karena selalu bersantai di rumah. Sementara ibunya bekerja sampai
dua shift agar mereka hidup layak.
Sayangnya, masalah Rafe membuat sedih sang ibu. Mom ingin anak-anaknya menjadi
normal seperti yang lain. Puncaknya ketika Rafe melihat ibunya menangis karena
ulahnya di HVSM. Ia berjanji berubah dan menghentikan misi sementara waktu. Hal
ini membuat Leo kesal. Terlebih ibu Rafe melarang anaknya tersebut bermain
dengan Leo. Berubah jadi anak yang patuh membuat Rafe disenangi Jeane Galleta,
gadis yang disukainya. Mrs. Donatello yang kerap menghukumnya pun ikut senang
dan menyadari Rafe mempunyai bakat gambar.
Rafe yang sudah bersikap normal
ternyata tetap dianggap musuh oleh Miller. Anak itu berusaha memancing
kemarahan Rafe yang tak menanggapi. Lewat buku ini pembaca disodorkan bagaimana
untuk menjadi baik pun harus melewati proses yang tak mengenakkan. Rafe pun
demikian, Miller yang mendapatkan buku berisi catatan misi Rafe mengharuskan
anak itu menebus dengan harga yang ditentukan (203).
Di akhir cerita, Rafe mampu menyelesaikan
masalahnya. Ia juga berhasil membuat decak kagum seisi HVSM dengan mural
goresan tangannya. Tapi ia tetap dikeluarkan dari sekolah karena nilai akademik
yang tak bagus. Oleh karena itu Mrs. Donatello menyarankan pindah ke Airbrook,
sekolah gabungan seni visual dan akademis (hal. 309). Dari buku ini kita diajak
menyadari tidak semua anak cocok belajar di sekolah formal. Bisa saja,
seseorang nyaman dan berhasil justru bersekolah di sekolah nontradisional. [Elzam]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Hayuk-hayuk, kumen di sini biar saya tahu respon Anda di sajian ala kadar KecekAmbo, ukeh, ukeh... :-D
Bonusnya, ntar saya balik silaturahim, Insya Allah... ;-)