LELAKI itu telah meninggal lebih sekitar 1400 tahun lalu. Jasadnya telah menyatu bersama tanah. Artinya tak ada lagi yang dapat dilakukannya untuk berbuat baik, mengumpulkan keping-keping pahala di muka bumi. Tugasnya sebagai khalifah bagi semesta alam telah paripurna.
Namun, lebih dari sekadar nyawa yang telah berakhir. Kebermanfaatan lelaki itu ternyata tak pernah berakhir. Kebaikan-kebaikannya menembus zaman, ruang dan waktu. Berderak hingga kini dan sangat mungkin hingga kiamat kelak. Keistimewaan yang rasanya nyaris tak tertandingi bukan?
Di Madinah era kini, lelaki tersebut memiliki rekening bank. Uangnya terus bertambah, bertambah... Ia mendirikan hotel dan masjid yang ramai didatangi orang-orang dari penjuru dunia. Potret terbaik perencanaan hartanya sangat menginspirasi. Bayangkan, sampai sekarang dirinya masih memiliki uang dan bisa berbuat banyak hal untuk orang lain. Kalah jauh dengan konglomerat sekarang yang sering kita bilang, "Gila, banyak amat duitnya. Nggak habis tujuh turunan."
Lelaki itu, Ustman bin Affan tak hanya memikirkan keturunannya soal harta. Masihkah kita ingat kisah sumur Yahudi yang dibelinya selang sehari ketika penduduk Madinah dilanda krisis air minum? "Ambillah air sebanyak-banyaknya karena hari ini gratis. Besok Anda harus membayar, karena akan menjadi miliknya. Lusa baru akan gratis lagi, karena dia menjualnya selang satu hari," ujar Ustman. So, besoknya ketika sumur menjadi milik Yahudi yang airnya dijual ke penduduk Madinah ia tidak mendapat apa-apa. Penduduk masih memiliki persedian. Begitu seterusnya... Sampai akhirnya sang Yahudi merelakan Ustman membeli sumur sebagai hak milik penuh.
Sumur Raumah wakaf Ustman bin Affan yang masih ada hingga sekarang. |
Jika Anda ke Madinah, menemukan Hotel Ustman bin Affan dan Masjid Ustman bin Affan. Itu bukan sekadar nama, dialah pemiliknya yang telah merelakan penggunaannya untuk semua orang. Subhanallah, inilah yang dinamakan berwakaf #LebihBaik.
Ingatan saya melayang berapa banyak masjid yang didirikan dari harta dermawan di dunia. Sekolah-sekolah yang melahirkan anak-anak pandai nan bertakwa. Rumah sakit yang mampu mengratiskan orang tak mampu yang dilayaninya... Uang yang dibelikan tanah untuk panti asuhan, masjid, jalan umum... Kekuatan harta pribadi yang berorientasi pada keumatan sangat luar biasa.
Hotel Ustman bin Affan di Madinah. Dibangun dari rekening wakaf Ustman bin Affan... |
Berwakaf #LebihBaik menjadi satu dari tiga amal jariyah yang tidak terputus meski seseorang telah meninggal. Masya Allah, karena manfaatnya nyata terus digunakan oleh orang lain sepanjang terus digunakan. Sama halnya dengan doa anak shalih untuk orang tuanya yang telah meninggal dan ilmu yang bermanfaat.
Banyak orang berpikir berwakaf itu hanya bisa dilakukan orang-orang kaya. Ya, model Ustman bin Affan tadi. Apalagi di tengah situasi ekonomi yang cenderung tidak stabil. PHK mengancam, kontrakan mahal dan naik terus, tanah makin sempit dan dikuasai koorporasi secara massal, biaya hidup tinggi, pendidikan anak mahal...
Namun di situlah tantangan hidup. Bisa memberikan yang terbaik untuk keluarga, tapi juga tak melupakan tabungan untuk akhirat. Di mana berwakaf #LebihBaik dapat dilakukan oleh siapa pun. Kuncinya tentu terletak pada perencanaan keuangan, financial planning bahasa kerennya. Naruh uang di bawah bantal sekarang sudah nggak jaman. Tidak efektif dan rawan maling. Betul atau benar?
Asuransi menjadi kebutuhan baru manusia sekarang. Di tengah ketidakpastian ekonomi yang bisa saja melanda dunia, negara, apalagi orang per orang. Asuransi bisa menjamin keberlangsungan hidup layak dan mapan bisa tercapai. Baik untuk masa depan maupun ketika pencari nafkah, seperti ayah, meninggal dunia.
Saya sendiri, mempunyai polis asuransi yang saya siapkan untuk putri saya, Kayyisah yang sekarang masih duduk di bangku TK. Lumayan banget. Masuk TK dulu mendapai manfaat pendidikan yang bisa untuk membayar keperluan masuknya. Nanti ketika SD, SMP dan kuliah pun tetap berlanjut. Saya hanya perlu menyisihkan uang setiap bulannya untuk dikelolah oleh asuransi berbasis syariah.
Salah satu asuransi syariah yang ikut berkontribusi membangun perencanaan keuangan yang sehat bagi masyarakat Indonesia adalah Sun Life Financial. Perusahaan penyedia jasa keuangan internasional asal Canada yang menyediakan berbagai produk asuransi konvensional dan syariah serta solusi pengelolaan aset. Dengan pusat di Toronto, Canada, Sun Life Financial berdiri sejak 1865 lalu. Sampai sekarang beroperasi di berbagai negara dunia, termasuk Indonesia.
Berwakaf #LebihBaik melalui asuransi Sun Life |
"Konsep syariah dalan asuransi itu long term sehingga hasilnya maksimal, preminya dibagi untuk pengelola dan berasas tabaruj/tolong-menong. Selain itu harus dipastikan tidak ada ghoror atau jual beli tidak jelas hasilnya, semacam pertaruhan dan riba, " jelas Srikandi Utami, Vice President, Head of Shariah PT Sun Life Financial Indonesia.
Menyerap ilmu dari Pak Nadrat/BWI dan Bu Aan/BWI |
Komitmen terbaru Sun Life untuk maju bersama dalam kebaikan ekonomi masyarakat di dunia sekaligus berorientasi akhirat melahirkan program wakaf dalam produk asuransi syariah perusahaan. Bu Aaan, sapaan Srikandi Utami, menjelaskan berwakaf #LebihBaik yang ada di Sun Life bersama Bapak Muhamad Nadratuzzamn Hosen dari BWI (Badan Wakaf Indonesia). Di depan ratusan blogger, talkshow padat ilmu ini berlangsung di The Hook Cafe dan Restoran, Senopati, Jakarta Selatan, Sabtu (9/2017) lalu.
"Sun life punya 7 ribu keagenan konvensional. Dan perusahaan pertama yang memisahkan syariah dan konvensional dalam praktik pengelolaan dan operasionalnya," kata Senior Manager Brand Marketing Sun Life Indonesia, Ahmad Farabi.
Jadi cukup jelas kan, tidak ada ghoror dan riba di sini. Konsepnya pun pure tabaruj, tolong-menolong yang sesuai ruh Islam. Sampai sekarang leih dari 994 milyar dana per Juni 2017 dikelola Sun Life demi mencapai kemapanan finansial masyarakat Indonesia, terutama nasabah mereka.
Eniwei, balik ke program berwakaf #LebihBaik yang integrated dengan asuransi, Sun Life adalah pionir di Indonesia. Manfaat wakaf melalui asuransi dan investasi pada asuransi syariah diinisiasi oleh Sun Life sejalan dengan Fatwa MUI Nomor 106/DSN-MUI/X/2016.
Mengelolah wakaf, tentu Sun Life tidak bisa berjalan sendiri. Di sinilah BWI menjadi mitra profesional mereka sebagai nadzir (pengelola wakaf). Dua lain yang menjadi nadzir adalah Rumah Wakaf Indonesia dan Dompet Dhuafa.
"MUI telah memberikan fatwa bahwa wakaf harta bergerak, dalam hal ini manfaat asuransi bisa diwakafkan. Dulu kita mendengar ada wakaf masjid, rumah sakit, sekolah... Sekarang wakaf juga bisa benda bergerak berbentuk uang," jelas Pak Nadrat.
Apakah berwakaf #LebihBaik melalui Sun Life hanya dibatasi produk tertentu?
Jawabannya tidak. Sun Life mempunyai lima produk asuransi syariah. Kesemuanya dengan fasilitas berwakaf yang bisa dilakukan secara mudah dan praktis. Sepanjang kedua belah pihak, nasabah dan Sun Life telah menandatangi akad:
1. Mengisi Surat Permintaan Asuransi Jiwa (SPAJ)
2. Menunjuk ahli waris yang telah ditentukan
3. Serta menunjuk nadzir atau pengelola yang tercatat di BWI.
Cukup isi ikrar di polis, berwakaf #LebihBaik untuk #KayaSelamanya |
Dengan kecanggihan informasi dan teknologi saat ini, Sun Life pun memberikan kemudahan investasi sekaligus beramal nasabah. Aplikasi berwakaf #LebihBaik yang menjadi layanan prima Sun Life untuk menjadi Ustman bin Affan - Ustman bin Affan wanna be ini bisa diunggah di apps MySunlife.
wah.. penampakan sumur ustman masih kokoh yaa
BalasHapus