Menjelajah semua ruang. pada kesempitan makna yang kadang tak pernah kupahami. Lalu meluas, mencampakkanku pada kekerdilan diri. Dan aku tetap si sini, dalam takjub keinginan.
tentang
- AboutBengkulu (2)
- Buku Karyaku (5)
- CERPEN (10)
- Dari Luar (2)
- INSPIRING (2)
- Kuliner (1)
- Literasi dan sastra (1)
- LITERASIdanSASTRA (3)
- Novel (1)
- PUISI (10)
- RAGAM (22)
- RESENSI (5)
- REVIEW (14)
- TENTANG CINTA (5)
Selasa, Juli 20, 2010
Pada Keriangan yang Jujur
Kadang-kadang wajah riang sekali pun manusia dewasa masih bisa berbohong. Dengan berbagai alasan! Ada yang sekadar untuk basa-basi agar lawan bicara merasa nyaman, ada yang "meriang-riangkan" diri, ada yang bermaksud menghibur diri, atau agar orang lain menganggap dirinya sempurna (paling tidak seperti tidak mempunyai masalah).
Begitulah, kejujuran tak hanya soal kata-kata yang kerap kita dengar dari sepotong lidah. Kejujuran pada akhirnya bicara sampai pada perbuatan yang sejalan dengan kata, pada ekspresi yang tak pernah dibuat-buat. Seperti pesan Al-Qur'an yang kira-kira mengatakan "amat besar murka Allah pada manusia yang mengatakan apa-apa yang tidak mereka lakukan dengan perbuatan." Ah, tentu yang saya bicarakan dalam konteks menipu diri dengan ekspresi muka yang tidak baik.
Saya, seringkali memerhatikan kanak-kanak yang nyaris tak pernah merasa sedih. Mereka dalam keadaan apapun, di manapun tetap bisa bergembira. Berlarian, memainkan apapun yang ada di dekatnya, bertanya ini-itu, tertawa-tawa bersama teman-temannya. Jujur sekali. Satu yang membuat saya iri, mereka, kanak-kanak itu tak punya beban.Mungkin saya lebay kali ya? Menjadi dewasa memang selalu ditimpa masalah. Baik dan buruk. Lalu bagaimana kamu menanggapinya adalah bicara kadar kedewasaan dan sikap bijakmu memandang hidup. Toh hidup, selalu berada dalam himpitan senang-susah, miskin-kaya, damai-konflik, hitam-putih, lapang-sempit.
Memaknai hidup, adalah jujur memenuhi keinginan diri sendiri. Mengikuti nurani yang bahasa agamanya fitrah. Lalu hempaskanlah kata-kata nafsu, logika ngawur, atau pemakluman-pemakluman diri yang sebenarnya hanya ngeles; saya manusia yang tak luput dari salah.
Ah, maafkanlah jika tulisan ini tidak jelas. Hanya sekadar curhat sebelum pulang kantor. Mencoba jujur menulis apa yang ada di pikiran (yang juga mikir tak jelas).
^_^
**Tak perlu susah membuat kata-kata, tapi ungkaplah apa yang dibisikkan nurani. Maka itulah kejujuran**
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Hayuk-hayuk, kumen di sini biar saya tahu respon Anda di sajian ala kadar KecekAmbo, ukeh, ukeh... :-D
Bonusnya, ntar saya balik silaturahim, Insya Allah... ;-)